Akuntansi
Jumat, 06 Juni 2014
aInfo Pengadaan CPNS 2014: Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membutuhkan 10.000...
Info Pengadaan CPNS 2014: Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membutuhkan 10.000...: Sahabat pembaca Info Honorer, sudah tahukah anda bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membutuhkan 10.000 pegawai negeri sipil (PNS) baru p...
Minggu, 06 April 2014
Minggu, 03 November 2013
Alexa - "Dewi" (Official Video)
http://www.youtube.com/v/iLjhZMbMWvQ?version=3&autohide=1&autoplay=1&showinfo=1&attribution_tag=4pKUakxBvWoBp0Fy7U69wA&feature=share&autohide=1
Kamis, 17 Oktober 2013
Jumat, 27 September 2013
Laporan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dalam Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga merupakan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manjemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pada saat ini laporan keuangan yang disusun sesuai dengan “Akuntansi yang
berlaku umum” (GAAP/General Accepted
Accounting Principle), yang di Indonesia
dinamakan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia tidak menunjukkan nilai
manusia dalam organisasi. Laporan
keuangan melaporkan biaya yang didepresiasi dari aktiva sebagai suatu pengganti
untuk nilai. Lagi pula laporan keuangan
tidak memberikan informasi pada pihak luar yang berkepentingan misalnya investor
dari suatu organisasi mengenai investasi dalam aktiva manusia. Akuntansi
konvensional memperlakukan investasi dalam sumber daya manusia sebagai biaya (cost) dari pada aktiva (asset).
Praktek akuntansi yang
memperlakukan investasi dalam sumber
daya manusia sebagai biaya dari pada sebagai aktiva, berakibat pada
perhitungan laba rugi dan neraca menjadi tidak akurat. Dalam perhitungan rugi laba, nominal
yang disajikan sebagai laba bersih menjadi tidak akurat, karena akuntansi
memperlakukan semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh atau
mengembangkan sumber daya manusia sebagai biaya selama periode terjadi, dari
pada mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya-biaya tersebut selama masa
manfaatnya. Neraca menjadi tidak
akurat karena nominal yang diberi nama “Aktiva Total” tidak termasuk aktiva
manusia organisasi. Sebab tidak ada
indikasi dari investasi actual
organisasi dalam aktiva manusia.
Akuntansi memperlakukan setiap rupiah yang dilakukan oleh manajemen untuk mendapatkan aktiva manusia
sebagai biaya, walaupun masa manfaat melebihi periode pengeluarannya.
Ketidakakuratan dalam
penyajian informasi laporan keuangan diatas menyebabkan tidakakuratnya
pengukuran ROI (Return On Investment). Konsep ROI adalah variabel yang krusial dalam keputusan rasio laba
bersih terhadap aktiva total. “Laba
bersih dalam analisis ROI mencerminkan kamampuan pihak manajemen dalam
mengelola biaya, penjualan dan perubahan investasi” Helfert dalam Tunggal (1994). ROI menjadi tidak akurat dapat menyebabkan
investor melakukan penilaian yang keliru dalam melihat kinerja pihak manajemen.
Langganan:
Postingan (Atom)